Minggu, 03 Februari 2013
Sejarah PERSEBAYA
Sejarah Persebaya didirikan oleh Paijo dan M. Pamoedji pada 18
Juni 1927. Pada awal berdirinya, Persebaya bernama Soerabhaiasche
Indonesische Voetbal Bond (SIVB). Pada saat itu di Surabaya juga ada
klub bernama Sorabaiasche Voebal Bond (SVB), bonden (klub) ini berdiri
pada tahun 1910 dan pemainnya adalah orang-orang Belanda yang ada di
Surabaya. Pada tanggal 19 April 1930, SIVB bersama dengan VIJ Jakarta,
BIVB Bandung (sekarang Persib Bandung), MIVB (sekarang PPSM Magelang),
MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut
membidani kelahiran Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) dalam
pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. SIVB dalam
pertemuan tersebut diwakili oleh M. Pamoedji. Setahun kemudian
kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. SIVB
berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1938 meski kalah
dari VIJ Jakarta. Ketika Belanda kalah dari Jepang pada 1942, prestasi
SIVB yang hampir semua pemainnya adalah pemain pribumi dan sebagian
kecil keturunan Tionghoa melejit dan kembali mencapai final sebelum
dikalahkan oleh Persis Solo. Akhirnya pada tahun 1943 SIVB berganti
nama menjadi Persibaja (Persatuan Sepak Bola Indonesia Soerabaja). Pada
era ini Persibaja diketuai oleh Dr. Soewandi. Kala itu, Persibaja
berhasil meraih gelar juara pada tahun 1950, 1951 dan 1952. Tahun
1960, nama Persibaja diubah menjadi Persebaya (Persatuan Sepak Bola
Surabaya). Pada era perserikatan ini, prestasi Persebaya juga istimewa.
Persebaya adalah salah satu raksasa perserikatan selain PSMS Medan,
PSM Makassar, Persib Bandung maupun Persija Jakarta. Dua kali Persebaya
menjadi kampiun pada tahun 1978 dan 1988, dan tujuh kali menduduki
peringkat kedua pada tahun 1965, 1967, 1971, 1973, 1977, 1987, dan
1990. Prestasi gemilang terus terjaga ketika PSSI menyatukan klub
Perserikatan dan Galatama dalam kompetisi bertajuk Liga Indonesia sejak
1994. Persebaya merebut gelar juara Liga Indonesia pada tahun 1997.
Bahkan Persebaya berhasil mencetak sejarah sebagai tim pertama yang dua
kali menjadi juara Liga Indonesia ketika pada tahun 2005 Green Force
kembali merebut gelar juara. Kendati berpredikat sebagai tim klasik
sarat gelar juara, Green Force juga sempat merasakan pahitnya
terdegradasi pada tahun 2002 lalu. Pil pahit yang langsung ditebus
dengan gelar gelar juara Divisi I dan Divisi Utama pada dua musim
selanjutnya. Pemain-pemain terkenal Persebaya juga dikenal sebagai klub
yang sering menjadi penyumbang pemain ke tim nasional Indonesia baik
yunior maupun senior. Sederet nama seperti Abdul Kadir, Rusdy Bahalwan,
Rudy Keltjes, Didiek Nurhadi, Soebodro, Riono Asnan, Yusuf Ekodono,
Syamsul Arifin, Subangkit, Mustaqim, Eri Irianto, Bejo Sugiantoro,
Anang Ma'ruf, Hendro Kartiko, Uston Nawawi, Chairil Anwar, dan Mursyid
Effendi merupakan sebagian pemain timnas hasil binaan Persebaya dan ada
satu lagi pemain Persebaya yang sekarang Mamang terkenal walaupun
kecil tapi larinya sangat kencang siapa siapa yang tidak tahu dengan
nama Andik Vermansyah. Salah satu yang cukup dikenang adalah Eri
Irianto, pemain timnas era 1990-an yang meninggal dunia pada tanggal 3
April 2000 setelah tiba tiba menderita sakit saat Persebaya menghadapi
PSIM Yogyakarta dalam pertandingan Divisi Utama Liga Indonesia
1999/2000. Eri Irianto meninggal di rumah sakit pada malam harinya.
Nama Eri kemudian dipakai sebagai nama Wisma/Mess Persebaya yang
diresmikan pada tanggal 25 April 1993. Persebaya pernah mendapat
pemain yang sangat berkualitas di ajang Liga Djarum 2005, pemain itu
bernama Zeng Cheng ia berposisi sebagai Kiper. Zeng Cheng berasal dari
China dan bagusnya ia membela Timnas U-20 China sebagai Kiper Cadangan.
Dan sekarang, Zeng Cheng masuk daftar Kiper ketiga di Timnas Senior
China. Kejadian kontroversial Selain itu, dalam perjalanannya,
Persebaya beberapa kali mengalami kejadian kontroversial. Saat
menjuarai Kompetisi Perserikatan pada tahun 1988, Persebaya pernah
memainkan pertandingan yang terkenal dengan istilah "sepak bola gajah"
karena mengalah kepada Persipura Jayapura 0-12, untuk menyingkirkan
saingan mereka PSIS Semarang yang pada tahun sebelumnya memupuskan
impian Persebaya di final kompetisi perserikatan. Taktik ini setidaknya
membawa hasil dan Persebaya berhasil menjadi juara perserikatan tahun
1988 dengan menyingkirkan PSMS 3 - 1 Pada Liga Indonesia 2002,
Persebaya melakukan aksi mogok tanding saat menghadapi PKT Bontang dan
diskors pengurangan nilai. Kejadian tersebut menjadi salah satu
penyebab terdegradasinya Persebaya ke divisi I. Tiga tahun kemudian
atau tahun 2005, Persebaya menggemparkan publik sepak bola nasional
saat mengundurkan diri pada babak delapan besar sehingga memupuskan
harapan PSIS dan PSM untuk lolos ke final. Atas kejadian tersebut
Persebaya diskors 16 bulan tidak boleh mengikuti kompetisi Liga
Indonesia. Namun, skorsing diubah direvisi menjadi hukuman degradasi ke
Divisi I Liga Indonesia. Prestasi Perserikatan 1938 – Runner-up,
kalah dari VIJ Jakarta 1942 – Runner-up, kalah dari Persis Solo
1950 – Juara, menang atas Persib Bandung 1951 – Juara, menang atas
Persija Jakarta 1952 – Juara, menang atas Persija Jakarta 1965 –
Runner-up, kalah dari PSM Ujungpandang (sekarang PSM Makassar)
1967 – Runner-up, kalah dari PSMS Medan 1971 – Runner-up, kalah dari
PSMS Medan 1973 – Runner-up, kalah dari Persija Jakarta 1977 –
Runner-up, kalah dari Persija Jakarta 1978 – Juara, menang atas PSMS
Medan 1981 – Runner-up, kalah dari Persiraja Banda Aceh 1987 –
Runner-up, kalah dari PSIS Semarang 1988 – Juara, menang atas
Persija Jakarta 1990 – Runner-up, kalah dari Persib Bandung Liga
Indonesia 1994/1995 – Posisi ke-9, Wilayah Timur 1995/1996 –
Posisi ke-7, Wilayah Timur 1996/1997 – Juara 1997/1998 –
dihentikan 1998/1999 – Runner-up 1999/2000 – Posisi ke-6,
Wilayah Timur 2001 – ? 2002 – Degradasi ke Divisi Satu 2003 -
Juara Divisi Satu, Promosi ke Divisi Utama 2004 – Juara 2005 –
Mundur dalam babak 8 besar (awalnya diskorsing dua tahun, namun
dikurangi menjadi 16 bulan, dan kemudian dikurangi lagi menjadi
degradasi ke Divisi Satu) 2006 – Juara Divisi Satu, Promosi ke
Divisi Utama 2007 – Posisi ke-14, Wilayah Timur (Tidak lolos ke
Super Liga) 2008 – Peringkat ke-4. Mengalahkan PSMS Medan dalam
Babak Playoff lewat drama adu penalti. Kemudian, secara otomatis
Persebaya lolos ke ISL. Liga Super Indonesia 2009 – degradasi ke
Divisi Utama Liga Champions Asia 1998 – Babak pertama (masih
bernama Piala Champions Asia) 2005 – Babak pertama Piala Permai
2011 -Menang dengan agregat 4-3 atas Kelantan FA
Tags :
Related : Sejarah PERSEBAYA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Sematkan lah beberapa kata di blog saya dan jadilah Komentator Yang SOPAN dan BIJIKSANA.
1. Berikan komentar sesuai tema.
2. Tidak perlu Spam karna pasti akan dihapus.
Anda Sopan Saya Segan :)